Saturday, October 31, 2015

Contoh laporan geografi kunjungan ke balai informasi dan konservasi kebumian karang sambung




LAPORAN GEOGRAFI
 BALAI INFORMASI DAN KONSERVASI KEBUMIAN KARANG SAMBUNG










Disusun Oleh :
Nama               :           Intan Rosalinda
No                   :           19
Kelas               :           X-1



SMA NEGERI JATILAWANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015



A.    PENDAHULUAN

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak sekolah karena telah mengadakan kegiatan Pembelajaran Luar Kelas (PLK) di Balai Informasi dan Konservasi  Kebumian Karang Sambung.
 Semoga laporan Geografi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman bagi kita semua. Harapan saya semoga laporan ini membantu  menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai aneka ragam batuan yang membentuk Kepulauan Indonesia khususnya Pulau Jawa. Laporan ini masih memiliki banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harap ada masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
.

                                                                        Jatilawang,  Maret 2015
                                                                       
                                                                        Intan Rosalinda











B.     Isi

1.      Study Pustaka

Litosfer berasal dari kata  litos = batu dan sphaira = bulatan. Litosfer merupakan lapisan batuan/kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang blat dengan ketebalan kurang lebih 1.200 km. Tebal kulit bumi tidak merata. Kulit bumi di bagian dataran lebih tebal daripada di bawah samudra.
Litosfer juga disebut kerak bumi. Tebal liosfer rata-rata 30 km. Litosfer terdiri atas dua bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudra.
Kerak Benua
Kerak Samudra
Disebut lapisan Si-Al                           (Silisium Aluminium)
Disebut lapisan Si-Ma                           (Silisium Magnesium)
Mengandung unsur aluminium dalam jumlah banyak.
Mengandung unsure magnesium dalam jumlah banyak.
Tersusun atas batuan yang sangat tua dan bersifat granitis.
Tersusun atas batuan basalt yang berusia lebih muda yang lebih padat dibanding kerak benua.
Unsur-unsur pembentuk utamanya adalah mineral silikat yang kaya aluminium, potassium dan sodium.
Unsur-unsur pembentuuk utamanya adalah mineral silikat yang kaaya akan magnesium, besi, kalsium dan sedikit aluminium.


















Skema pembentukan batuan
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
1.      Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat. 80 % batuan penyusun bumi merupakan batuan beku. Bedasarkan tempat terbentuknya magma batuan beku dibagi menjadi 3 yaitu :
a)      Batuan Beku Dalam (Plutonik)
Pembekuannya sangat lambat sehingga menghasilkan hablur mineral yang besar berbentuk silinder, prisma, dll.  Contoh : Granit, Sienit, Diorit, Gabro.
b)      Batuan Beku Korok/Celah/Gang (Porfiri)
Pembekuannya relative lebih cepat sehingga menghasilkan hablur mineral yang sedang dan kecil. Contoh : Porfir Granit, Porfir Sienit, Porfir Diorit, Porfir Gabro.
c)      Batuan Beku Luar (Efusif)
Pembekuannya cepat sehingga jarang menghasilkan hablur. Contoh : Riolit, Trahit, Andesit, Basalt, Obsidian, dan Batu Apung.
2.      Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan sedimen berasal dari batuan beku yang mengalami pelapukan dan erosi yang kemudian diendapkan di suat cekungan sedimen sehingga mengalami proses litifikasi  (proses pembatuan) menjadi batuan sedimen. Berikut ini beberapa macam batuan sedimen
Berdasarkan tenaga pengangkutannya :
a)      Sedimen Aquatis : oleh air.
b)      Sedimen Aeolis : oleh udara.
c)      Sedimen Glasial : oleh gletsyer.
d)     Sedimen Marine : oleh air laut.
Berdasarkan tempat terjadinya pengendapan :
a)      Sedimen Teristris : di darat.
b)      Sedimen Fluvial : di sungai.
c)      Sedimen Glasial : di daerah es.
d)     Sedimen Marine : di laut.
Berdasarkan proses pengendapannya :
a)      Sedimen Klastik (melalui proses mekanik)
Contoh : Batuan Konglomerat dan Breksi.




b)      Sedimen Kimiawi (malalui proses kimia)
Contoh : Stalakmit dan Stalaktit.
c)      Sedimen Organik (yang melibatkan makhluk hidup)
Contoh : Batu Karang / koral.
3.   Batuan Malihan (Metamorphic Rock)
            Batuan malihan berasal dari batuan beku dan batuan sedimen yang mengalami proses metamorfosa. Metamorfosa adalah suatu proses rekristalisasi di dalam kerak bumi yang sebagian besar terjadi di dalam kerak bumi yang sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yaitu tanpa melalui fase cair sehingga membentuk struktur dan mineral baru akibat pengaruh temperatur yang sangat tinggi.
Tipe-tipe metamorfosa antara lain :
a)      Batuan Metamorf Kontak
Contoh : Batuan Kapur mencair karena magma kemudian membeku menjadi pualam / marmar.
b)      Batuan Metamorf Dinamo
Contoh : Lapisan tanah liat tertekan olh lapiisan di atasnya sehingga menjadi sabak / batu tulis.
c)      Batuan Metamorf Kontak Pneumatolotik
Contoh : Mineral Kuarsa yang sedang membeku  tercampur
      Fluorium berubah menjadi Topaz.












2.      Hasil Observasi

a)      UBIBAM (Unit Bina Industri Batuan Mulia)

Unit Bina Industri Batuan Mulia merupakan nama bengkel geologi dimana terdapat sample batuan-batuan dari sekitar wilayah Karang Sambung. Batu-batu yang ada diantaranya batu granodiorit, eklogit, gamping berfosil, andesit, diabas, hargurgit, basalt, konglomerat, marmer, breksi, gabro, dll. Tempat ini juga merupakan pembuatan karya batuan alam yabf sebagian besar hasilnya merupakan liontin atau cincin batu akik dari bahan kasar disulap menjadi halus dan dipercantik.
Cara membuat Liontin atau Cincin pada Kalung yaitu sebagai berikut :
ü  Batu dipotong sesuai ukuran yang diinginkan
ü  Lalu dibentuk menggunakan alat yang disebut Gerendra
ü  Penghalusan batu menggunakan amplas dengan diberi sedikit air

b)      Columnar Joints di Gunung Parang
Columnar joints berada di timur jalan yang terletak sekitar 2 Km dari Kampus Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Columnar joints adalah singkapan dari batuan yang mempunyai struktur berupa pilar-pilar/kolom-kolom batu yang tersuun rapih keatas. Singkapan ini terbentuk dari jenis batuan beku intrusive yang disebut batuan diabas dengan ukuran kristal sedang dan teksturnya agak kasar.
Kemudian mengalami pengendapan lava dan terjadi arus konveksi yang menimbulkan arus kontraksi sehingga menimbulkan panas yang akhirnya merekah ke atas tegak lurus terhadap bidang pendinginan.
Struktur singkapan ini tersebut kini sudah mengalami perubahan karena adanya pelapukan mekanis yaitu terdapatnya  akar-akar pohon yang menempel pada batuan. Pelapukan kimiawi juga mendominasi daerah tersebut dengan adanya rembesan air yang mengalir di lapisan batuan. Di tempat ini jug terjadi pengambilan sampel batuan oleh masyarakat sekitar baik secara sengaja untuk keperluan pendidikan, penelitian, pengembangan, bahkan yang sangat memprihatinkan adanya penambangan liar. Hal ini dikhawatirkan  dapat mengubah struktur dan kontur wilayah yang pada akhirnya akan menghilangkan Situs Geologis tertentu dalam jangka panjang.

c)      Kali Lukulo

Lukulo adalah sungai yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dan bermuara di Samudera Hindia. Sungai yang biasa disebut Kali Lukulo ini mengalir dari Utara ke Selatan melintasi 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo sepanjang 68,5 Km. Sungai ini diberi nama Lukulo karena kenampakan sungai yang meliuk-liuk seperti ulo (ular).  Di sini terdapat singkapan batu fillith/sabak. Batu fillith termasuk batu metamorf yang terbentuk dipengaruhi tekanan.
Di Sungai ini juga terdapat berbagai macam batuan  diantaranya batuan metamorf sekismika. Batuan sekismika memiliki warna abu-abu dan mengkilap putih. Pengukuran dengan radioaktif menunjjukkan batuan ini berumur 121 juta tahun, dari Zaman Kapur. Sekismika terbentuk akibat tektonik yang merupakan fanerik lepidoblstik skistosa (nama struktur batuan di Pulau Jawa). Sekismika ini merupakan batuan tertua yang terbentuk 117 juta tahun lalu. Batuan ini disebut tanah dasar Pulau Jawa dan merupakan batuan lantai benua karena adanya struktur tunjaman berupa kerak benua dan kerak samudra.

d)     Lantai Samudra

Lokasi ini berada di Desa Pucangan, Kecamatan Sadang. dan dibuktikan dengan adanya singkapan yang terjadi akibat tekanan dan suhu yang tinggi. Lantai Samudra yang dimaksud merupakan kumpulan batuan Serpentinit yang awalnya merupakan batuan beku ultramafik hasil pembekuan magma pada kerak samudra. Batuan berwarna kehijauan ini berasal dari perut bumi dibawah lantai samudra. Batuan ini terbentuk karena batu  ultramafik bergerak bersama lempeng samudera, kemudian masuk zona subduksi, terjadilah proses penunjaman  membentuk batu serpentinite dan terakhir munculah ke luar perut bumi disertai retak-retakan dikarenakan adanya tekanan.








e)      Sungai Muncar/Watu Kelir

Sungai Muncar terletak di Desa Sebono, Kecamatan Sadang dan terletak sekitar 8 Km dari Kampus LIPI. Sungai Muncar adalah anak dari Sungai Lukulo.
Disini terdapat banyak singkapan Batuan sedimen Rijang. Batuan Rijang terbentuk di dasar samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses geologi. Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat layar pertunjukan wayang kulit, atau dalam dalam bahasa Jawa. Hal ini membuat masyarakat setempat menamainya Watu Kelir, aplagi di atasnya terdapat batuan beku yang bentuknya mirip kenong dan gong. 
Batuan sedimen merah ini terdiri atas lapisan rijang dan lapisan lempung merah gampingan. Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan berisi fosil radiolarian berusia 80 juta tahun atau Zaman Kapur atas. Batuan dasar samudra pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tetapi menjadi tegak kaena pengaruh tektonik yang mengangkatnya. Batuan beku di bagian atasnya adalah lava basal dari gunung berapi di dasar laut. Lava bantal ini terbentuk pada zona pemekaran samudra yang langsung membeku ketika terkena air laut. Batu ini adalah bukti adanya kegiatan vulkans bawah laut  yang mengakibatkan pemekaran tengah laut.

                       






3.      Pembahasan

Masa-masa awal terbentuknya Pulau Jawa diperkirakan terjadi lebih dari 60 juta tahun yang lalu, ketika pulau ini masih menjadi bagian dari sebuah benua besar yang disebut Benua Pangaea. Pulau Jawa terbentuk dari gabungan dua lempeng benua dan bagian barat diyakini memiliki umur yang lebih tua dibanding bagian timurnya. Batas di antara kedua bagian ini tertandai dengan adanya sesar purba yang membentang dibawah Sungai Lukulo di Kebumen, Jawa Tengah, menyeberangi laut Jawa dan berakhir di Pegunungan Meratus yang membelah Kalimantan Selatan. Salah satu bukti sejarah kebumian dari awal terbentuknya Pulau Jawa yaitu Karang Sambung. Proses pengendapan pertama diperkirakan 54 hingga 36 juta than lalu (Kala Eosen). Berbagai material terendapkan di cekungan-cekungan yang terbentuk akibat pergerakan lempeng.
Tersingkapnya batuan konglomerat, batu gamping, dan batu diabas menunjukkan ciri pengendapan sungai, danau dan laut dangkal yang terjadi saat itu. Pada lokasi Karang Sambung juga terdapat lantai samudra yang terdapat di atas permukaan tanah.Lantai samudera tersebut berupa batuan basalt yang mempunyai struktur agak lengket dan agak halus.Lantai samudra tesebut dapat menembus permukaan bumi karena wilayah Karang Sambung terbentuk karena tumbukan antara lempeng daratan Eurasia dan lempeng samudra.Ketika kedua lempeng tersebut bertumbukkan lempeng samudra mengalami pengangkatan sampai menembus permukaan bumi.


















C.    Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Karangsambung merupakan daerah berhimpunnya beranekaragam batuan yang muncul dari perut bumi. Pada puluhan juta tahun yang lalu terjadi tabrakan antara Lempeng Samudra Hindia dan Lempeng benua Asia yang menghasilkan batuan tersebut. Batuan tertua yang terbentuk di Pulau Jawa yaitu batuan metamorf sekis mika berumur 117 juta tahun lalu. Di tempat ini juga ditemukan batuan serpentinite yang merupakan batuan lantai samudra, batuan lava bantal yang merupakan batuan gunung laut, dan batu rijang yang merupakan batuan dari dasar samudra. Jadi, dapat diyakini bahwa Pulau Jawa pada awalnya merupakan lautan.























D.    Daftar Pustaka

Mulyadi. 2014. Sejarah Indonesia. Klaten: Intan Pariwara
Mulyo, Bambang Nianto. 2012. Geografi. Solo: PT Tiga Serangkai. 2012. Geografi untuk SMA/MA. Sukoharjo. CV Sindunata
Suhandini  Purwadi, dkk. 2013. Geografi. Solo. PT Wangsa Jatra Lestari
emhylexplorasi.wordpress.com                    






















E.  Lampiran
Foto-foto
  1. Gerendra (alat pembuatan liontin)
  1. Memotong batu sesuai yang dikehendaki
 
  1. Saat pembuatan liontin cincin
  1. Batu yang telah menjadi liontin
                            

  1. Macam-macam batuan di Karangsambung
                
  1. Batu tertua di Pulau Jawa (sekismika)
               
  1. Columnar Joints Gunung Parang

  
  


  1. Watu Kelir







No comments:

Post a Comment