LAPORAN GEOGRAFI
BALAI INFORMASI DAN KONSERVASI KEBUMIAN KARANG
SAMBUNG
Disusun
Oleh :
Nama : Intan
Rosalinda
No : 19
Kelas : X-1
SMA NEGERI JATILAWANG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
A. PENDAHULUAN
Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Saya mengucapkan terimakasih
kepada pihak sekolah karena telah mengadakan kegiatan Pembelajaran Luar Kelas
(PLK) di Balai Informasi dan Konservasi
Kebumian Karang Sambung.
Semoga laporan
Geografi ini dapat dipergunakan sebagai salah satu pedoman bagi kita semua. Harapan
saya semoga laporan ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai aneka ragam batuan yang
membentuk Kepulauan Indonesia khususnya Pulau Jawa. Laporan ini masih memiliki
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena
itu saya harap ada masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan
ini.
.
Jatilawang, Maret 2015
Intan
Rosalinda
B. Isi
1. Study
Pustaka
Litosfer berasal dari kata litos =
batu dan sphaira = bulatan. Litosfer
merupakan lapisan batuan/kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang blat dengan
ketebalan kurang lebih 1.200 km. Tebal kulit bumi tidak merata. Kulit bumi di
bagian dataran lebih tebal daripada di bawah samudra.
Litosfer juga disebut kerak bumi.
Tebal liosfer rata-rata 30 km. Litosfer terdiri atas dua bagian, yaitu kerak
benua dan kerak samudra.
Kerak Benua
|
Kerak Samudra
|
Disebut
lapisan Si-Al
(Silisium Aluminium)
|
Disebut
lapisan Si-Ma
(Silisium Magnesium)
|
Mengandung
unsur aluminium dalam jumlah banyak.
|
Mengandung
unsure magnesium dalam jumlah banyak.
|
Tersusun
atas batuan yang sangat tua dan bersifat granitis.
|
Tersusun
atas batuan basalt yang berusia lebih muda yang lebih padat dibanding kerak
benua.
|
Unsur-unsur
pembentuk utamanya adalah mineral silikat yang kaya aluminium, potassium dan
sodium.
|
Unsur-unsur
pembentuuk utamanya adalah mineral silikat yang kaaya akan magnesium, besi,
kalsium dan sedikit aluminium.
|
Skema pembentukan batuan
Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
1. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan Beku adalah
batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat. 80 %
batuan penyusun bumi merupakan batuan beku. Bedasarkan tempat terbentuknya
magma batuan beku dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Batuan
Beku Dalam (Plutonik)
Pembekuannya sangat
lambat sehingga menghasilkan hablur mineral yang besar berbentuk silinder,
prisma, dll. Contoh : Granit, Sienit,
Diorit, Gabro.
b) Batuan
Beku Korok/Celah/Gang (Porfiri)
Pembekuannya relative lebih
cepat sehingga menghasilkan hablur mineral yang sedang dan kecil. Contoh :
Porfir Granit, Porfir Sienit, Porfir Diorit, Porfir Gabro.
c) Batuan
Beku Luar (Efusif)
Pembekuannya cepat
sehingga jarang menghasilkan hablur. Contoh : Riolit, Trahit, Andesit, Basalt,
Obsidian, dan Batu Apung.
2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Batuan sedimen berasal
dari batuan beku yang mengalami pelapukan dan erosi yang kemudian diendapkan di
suat cekungan sedimen sehingga mengalami proses litifikasi (proses pembatuan) menjadi batuan sedimen.
Berikut ini beberapa macam batuan sedimen
Berdasarkan tenaga pengangkutannya :
a) Sedimen
Aquatis : oleh air.
b) Sedimen
Aeolis : oleh udara.
c) Sedimen
Glasial : oleh gletsyer.
d) Sedimen
Marine : oleh air laut.
Berdasarkan tempat terjadinya
pengendapan :
a)
Sedimen Teristris : di darat.
b)
Sedimen Fluvial : di sungai.
c)
Sedimen Glasial : di daerah es.
d)
Sedimen Marine : di laut.
Berdasarkan proses
pengendapannya :
a)
Sedimen Klastik (melalui proses mekanik)
Contoh : Batuan Konglomerat
dan Breksi.
b)
Sedimen Kimiawi (malalui proses kimia)
Contoh : Stalakmit dan
Stalaktit.
c)
Sedimen Organik (yang melibatkan makhluk
hidup)
Contoh : Batu Karang /
koral.
3. Batuan
Malihan (Metamorphic Rock)
Batuan malihan berasal dari batuan beku dan batuan
sedimen yang mengalami proses metamorfosa. Metamorfosa adalah suatu proses
rekristalisasi di dalam kerak bumi yang sebagian besar terjadi di dalam kerak
bumi yang sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yaitu tanpa melalui fase
cair sehingga membentuk struktur dan mineral baru akibat pengaruh temperatur
yang sangat tinggi.
Tipe-tipe metamorfosa
antara lain :
a)
Batuan Metamorf Kontak
Contoh : Batuan Kapur
mencair karena magma kemudian membeku menjadi pualam / marmar.
b)
Batuan Metamorf Dinamo
Contoh : Lapisan tanah
liat tertekan olh lapiisan di atasnya sehingga menjadi sabak / batu tulis.
c)
Batuan Metamorf Kontak Pneumatolotik
Contoh : Mineral Kuarsa
yang sedang membeku tercampur
Fluorium berubah menjadi Topaz.
2. Hasil
Observasi
a) UBIBAM
(Unit Bina Industri Batuan Mulia)
Unit Bina Industri Batuan Mulia
merupakan nama bengkel geologi dimana terdapat sample batuan-batuan dari
sekitar wilayah Karang Sambung. Batu-batu yang ada diantaranya batu
granodiorit, eklogit, gamping berfosil, andesit, diabas, hargurgit, basalt,
konglomerat, marmer, breksi, gabro, dll. Tempat ini juga merupakan pembuatan
karya batuan alam yabf sebagian besar hasilnya merupakan liontin atau cincin
batu akik dari bahan kasar disulap menjadi halus dan dipercantik.
Cara membuat Liontin
atau Cincin pada Kalung yaitu sebagai berikut :
ü Batu
dipotong sesuai ukuran yang diinginkan
ü Lalu
dibentuk menggunakan alat yang disebut Gerendra
ü Penghalusan
batu menggunakan amplas dengan diberi sedikit air
b) Columnar
Joints di Gunung Parang
Columnar joints berada di
timur jalan yang terletak sekitar 2 Km dari Kampus Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI). Columnar joints adalah singkapan dari batuan yang mempunyai
struktur berupa pilar-pilar/kolom-kolom batu yang tersuun rapih keatas.
Singkapan ini terbentuk dari jenis batuan beku intrusive yang disebut batuan
diabas dengan ukuran kristal sedang dan teksturnya agak kasar.
Kemudian mengalami pengendapan lava dan terjadi arus
konveksi yang menimbulkan arus kontraksi sehingga menimbulkan panas yang
akhirnya merekah ke atas tegak lurus terhadap bidang pendinginan.
Struktur singkapan ini
tersebut kini sudah mengalami perubahan karena adanya pelapukan mekanis yaitu
terdapatnya akar-akar pohon yang
menempel pada batuan. Pelapukan kimiawi juga mendominasi daerah tersebut dengan
adanya rembesan air yang mengalir di lapisan batuan. Di tempat ini jug terjadi
pengambilan sampel batuan oleh masyarakat sekitar baik secara sengaja untuk
keperluan pendidikan, penelitian, pengembangan, bahkan yang sangat
memprihatinkan adanya penambangan liar. Hal ini dikhawatirkan dapat mengubah struktur dan kontur wilayah
yang pada akhirnya akan menghilangkan Situs Geologis tertentu dalam jangka
panjang.
c) Kali
Lukulo
Lukulo adalah sungai
yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dan bermuara di Samudera Hindia. Sungai
yang biasa disebut Kali Lukulo ini mengalir dari Utara ke Selatan melintasi 3
Kabupaten yaitu Kabupaten Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo sepanjang 68,5
Km. Sungai ini diberi nama Lukulo karena kenampakan sungai yang meliuk-liuk
seperti ulo (ular). Di sini terdapat
singkapan batu fillith/sabak. Batu fillith termasuk batu metamorf yang
terbentuk dipengaruhi tekanan.
Di Sungai ini juga
terdapat berbagai macam batuan
diantaranya batuan metamorf sekismika. Batuan sekismika memiliki warna
abu-abu dan mengkilap putih. Pengukuran dengan radioaktif menunjjukkan batuan
ini berumur 121 juta tahun, dari Zaman Kapur. Sekismika terbentuk akibat
tektonik yang merupakan fanerik lepidoblstik skistosa (nama struktur batuan di
Pulau Jawa). Sekismika ini merupakan batuan tertua yang terbentuk 117 juta
tahun lalu. Batuan ini disebut tanah dasar Pulau Jawa dan merupakan batuan
lantai benua karena adanya struktur tunjaman berupa kerak benua dan kerak
samudra.
d) Lantai
Samudra
Lokasi ini berada di
Desa Pucangan, Kecamatan Sadang. dan dibuktikan dengan adanya singkapan yang
terjadi akibat tekanan dan suhu yang tinggi. Lantai Samudra yang dimaksud
merupakan kumpulan batuan Serpentinit yang awalnya merupakan batuan beku
ultramafik hasil pembekuan magma pada kerak samudra. Batuan berwarna kehijauan
ini berasal dari perut bumi dibawah lantai samudra. Batuan ini terbentuk karena
batu ultramafik bergerak bersama lempeng
samudera, kemudian masuk zona subduksi, terjadilah proses penunjaman membentuk batu serpentinite dan terakhir
munculah ke luar perut bumi disertai retak-retakan dikarenakan adanya tekanan.
e) Sungai
Muncar/Watu Kelir
Sungai Muncar terletak
di Desa Sebono, Kecamatan Sadang dan terletak sekitar 8 Km dari Kampus LIPI.
Sungai Muncar adalah anak dari Sungai Lukulo.
Disini terdapat banyak
singkapan Batuan sedimen Rijang. Batuan Rijang terbentuk di dasar samudra purba
80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung
adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses geologi. Batuan sedimen
berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat
layar pertunjukan wayang kulit, atau dalam dalam bahasa Jawa. Hal ini membuat
masyarakat setempat menamainya Watu Kelir, aplagi di atasnya terdapat batuan
beku yang bentuknya mirip kenong dan gong.
Batuan sedimen merah
ini terdiri atas lapisan rijang dan lapisan lempung merah gampingan. Rijang
berwarna merah karena mengandung unsur besi dan berisi fosil radiolarian
berusia 80 juta tahun atau Zaman Kapur atas. Batuan dasar samudra pada
kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tetapi menjadi tegak
kaena pengaruh tektonik yang mengangkatnya. Batuan beku di bagian atasnya
adalah lava basal dari gunung berapi di dasar laut. Lava bantal ini terbentuk
pada zona pemekaran samudra yang langsung membeku ketika terkena air laut. Batu
ini adalah bukti adanya kegiatan vulkans bawah laut yang mengakibatkan pemekaran tengah laut.
3. Pembahasan
Masa-masa awal terbentuknya Pulau
Jawa diperkirakan terjadi lebih dari 60 juta tahun yang lalu, ketika pulau ini
masih menjadi bagian dari sebuah benua besar yang disebut Benua Pangaea. Pulau
Jawa terbentuk dari gabungan dua lempeng benua dan bagian barat diyakini
memiliki umur yang lebih tua dibanding bagian timurnya. Batas di antara kedua
bagian ini tertandai dengan adanya sesar purba yang membentang dibawah Sungai
Lukulo di Kebumen, Jawa Tengah, menyeberangi laut Jawa dan berakhir di
Pegunungan Meratus yang membelah Kalimantan Selatan. Salah satu bukti sejarah
kebumian dari awal terbentuknya Pulau Jawa yaitu Karang Sambung. Proses
pengendapan pertama diperkirakan 54 hingga 36 juta than lalu (Kala Eosen).
Berbagai material terendapkan di cekungan-cekungan yang terbentuk akibat
pergerakan lempeng.
Tersingkapnya batuan konglomerat,
batu gamping, dan batu diabas menunjukkan ciri pengendapan sungai, danau dan
laut dangkal yang terjadi saat itu. Pada lokasi Karang Sambung juga terdapat
lantai samudra yang terdapat di atas permukaan tanah.Lantai samudera tersebut
berupa batuan basalt yang mempunyai struktur agak lengket dan agak halus.Lantai
samudra tesebut dapat menembus permukaan bumi karena wilayah Karang Sambung
terbentuk karena tumbukan antara lempeng daratan Eurasia dan lempeng
samudra.Ketika kedua lempeng tersebut bertumbukkan lempeng samudra mengalami
pengangkatan sampai menembus permukaan bumi.
C. Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan
kegiatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa Karangsambung merupakan daerah
berhimpunnya beranekaragam batuan yang muncul dari perut bumi. Pada puluhan
juta tahun yang lalu terjadi tabrakan antara Lempeng Samudra Hindia dan Lempeng
benua Asia yang menghasilkan batuan tersebut. Batuan tertua yang terbentuk di
Pulau Jawa yaitu batuan metamorf sekis mika berumur 117 juta tahun lalu. Di
tempat ini juga ditemukan batuan serpentinite yang merupakan batuan lantai samudra,
batuan lava bantal yang merupakan batuan gunung laut, dan batu rijang yang
merupakan batuan dari dasar samudra. Jadi, dapat diyakini bahwa Pulau Jawa pada
awalnya merupakan lautan.
D. Daftar Pustaka
Mulyadi.
2014. Sejarah Indonesia. Klaten: Intan Pariwara
Mulyo,
Bambang Nianto. 2012. Geografi. Solo: PT Tiga Serangkai. 2012. Geografi untuk
SMA/MA. Sukoharjo. CV Sindunata
Suhandini Purwadi, dkk. 2013. Geografi. Solo. PT Wangsa
Jatra Lestari
E. Lampiran
Foto-foto
- Gerendra (alat pembuatan liontin)
- Memotong batu sesuai yang dikehendaki
- Saat pembuatan liontin cincin
- Batu yang telah menjadi liontin
- Macam-macam batuan di Karangsambung
- Batu tertua di Pulau Jawa (sekismika)
- Columnar Joints Gunung Parang
- Watu Kelir
No comments:
Post a Comment